Selasa, 10 Januari 2017

MAKALAH PERAN GEOGRAFI EKONOMI DAN INDUSTRI DALAM MENJEMBATANI PENGARUH ARUS GLOBALISASI EKONOMI



MAKALAH
PERAN GEOGRAFI EKONOMI DAN INDUSTRI DALAM MENJEMBATANI PENGARUH ARUS GLOBALISASI EKONOMI

Mata Kuliah : Geografi Ekonomi dan Industri (ABKA 552)
Dosen : Ellyn Normelani, M.Pd
Selamat Riadi, M.Pd



Oleh
Nama : Moh Andi
NIM : A1A514081
Kelas : B
Angkatan : 2014





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah Peran Geografi Ekonomi dan Industri dalam Menjembatani Arus Globalisasi Ekonomi ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga penyusun berterima kasih pada Ibu Ellyn Normelani, M.Pd dan Bapak Selamat Riadi selaku Dosen mata kuliah Geografi Ekonomi dan Industri yang telah memberikan tugas final test ini kepada penyusun.

      Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan akibat Globalisasi Ekonomi dan peran Geografi Ekonomi Industri terhadap dampak Globalisasi Ekonomi. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah dibuat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.







Banjarmasin, 11 Januari 2017


Penyusun





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................  
1.3 Tujuan............................................................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................................  

2.1 Geografi Ekonomi dan Industri......................................................................................
A.     Geografi Ekonomi................................................................................................
B.     Industri.................................................................................................................

2.2 Globalisasi Ekonomi......................................................................................................
2.3 Ruang Lingkup Globalisasi Ekonomi.............................................................................

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................

3.1 Dampak  Globalisasi Ekonomi.......................................................................................
3.2 Geografi Ekonomi Industri dalam Globalisasi Ekonomi.................................................
A.     Ketenaga Kerjaan..................................................................................................
B.     Ekspor dan Impor.................................................................................................
C.     Kapitalisme ..........................................................................................................

BAB IV PENUTUP..............................................................................................................

4.1 Kesimpulan....................................................................................................................
4.2 Saran..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia, yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam laju yang semakin pesat, mengikuti kemajuan teknologi yang juga prosesnya semakin cepat. Perkembangan ini telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan dan juga mempertajam persaingan antar negara, tidak hanya dalam perdagangan internasional tetapi juga dalam kegiatan investasi, finansial dan produksi. Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin mengglobal menjadi “satu” proses yang melibatkan banyak Negara.

Dalam hal ini, geografi ekonomi dan industri mencoba mengkaji masalah itu, seberapa pelik dampak negatif itu terhadap perekonomian global. Suharyono (1994 : 34) berpendapat bahwa geografi ekonomi adalah ilmu yang membahas mengenai cara-cara manusia dalam kelangsungan hidupnya berkaitan dengan aspek keruangan, dalam hal ini berhubungan dengan eksplorasi sumber daya alam dari bumi oleh manusia, produksi dari komoditi (bahan mentah, bahan pangan, barang pabrik) kemudian usaha transportasi, distribusi, konsumsi). Geografi ekonomi dan industri yang kajiannya cukup luas itu, membantu penyusun untuk mengidentifikasi gejala yang ditimbulkan akibat globalisasi ekonomi, serta pemecahan problematika yang ditimbulkan akibat fenomena itu.

1.2 Rumusan Masalah

-          Apa yang dimaksud geografi ekonomi dan industri dan globalisasi ekonomi?
-          Apa saja dampak globalisasi ekonomi?
-          Bagaimana peranan geografi ekonomi dan Industri dalam globalisasi ekonomi?

1.3 Tujuan

-          Mengetahui definisi geografi ekonomi dan industri, globalisasi ekonomi, beserta dampak dan perannya
-          Menuntaskan tugas final test mata kuliah Geografi Ekonomi dan Industri






BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Geografi Ekonomi dan Industri

A. Geografi Ekonomi
Menurut Bintarto (1984) Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala muka bumi, baik fisik maupun makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan. Batasan Geografi ini mengandung arti bahwa studi geografi merupakan pengkajian keilmuan, gejala dan masalah geografi. Geografi dibedakan menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik menurut Nursid yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi. Sedang geografi manusia yaitu cabang geografi yang bidang studinya aspek keruangan gejala di permukaan bumi dengan mengambil manusia sebagai obyek pokoknya. (Sumaatmaja,1988:52-53 ).

Nursid (1988:54 ) mendefinisikan geografi ekonomi sebagai cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas keruangan ekonomi sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangan-komunikasi-transportasi dan lain sebagainya. Sedangkan H. Robinson (1979) mengartikan geografi ekonomi sebagai ilmu  yang membahas mengenai cara-cara manusia dalam kelangsungan hidupnya berkaitan dengan aspek keruangan, dalam hal ini berhubungan dengan eksplorasi sumber daya alam dari bumi oleh manusia, produksi dari komoditi (bahan mentah, bahan pangan, barang pabrik) kemudian usaha transportasi, distribusi, konsumsi (Suharyono, 1994 : 34).

Penelitian di perusahaan syrup ini merupakan tinjauan dari segi geografi khususnya geografi ekonomi. Geografi ekonomi merupakan cabang dari geografi manusia di mana bidang studinya adalah struktur keruangan aktivitas ekonomi (Miller,1984) . Geografi sebagai studi variasi keruangan di permukaan bumi di mana manusia melakukan aktivitas yang berhubungan dengan produksi, pertukaran dan pemakaian sumber daya demi kesejahteraannya. (Alexander,1963)

Dengan demikian perbincangan pokok Geografi Ekonomi adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia antara lain termasuk di dalamnya bidang pertanian dalam arti luas seperti pertambangan, industri, perdagangan, pelayanan, transportasi dan komunikasi. Sejalan dengan itu Miller dan Renner (1957) mengemukakan geografi ekonomi adalah studi tentang aktivitas-aktivitas ekonomi dan hubungannya dengan lingkungan fisikal


B. Industri

Industri dalam arti luas adalah seluruh kegiatan manusia yang produktif, jadi di sini industri meliputi juga industri pertanian, industri peternakan, pertambangan, dsb. Sedangkan dalam arti sempit industri dapat diartikan dengan bagian dari proses produksi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi.

Faktor yang menunjang dalam perindustrian di Indonesia.
a. Jumlah penduduk Indonesia sangat banyak (sebagai tenaga kerja dan pemasaran/konsumen)
b. Suasana industri yang baik
c. Jaringan komunikasi dan transportasi yang mantap.
d. Terjaminnya persediaan bahan mentah (hasil pertanian, hasil hutan, hasil laut, hasil tambang).
e. Tersedianya tenaga energi
f. Pasar dan sarana pasar yang baik
g. Perangkat pengelola yang baik.
h. Ketenteraman politik dan sosial.
i. Posisi silang Indonesia yang strategis (memperlancar pemasaran ke negara tetangga)

Syarat-syarat berdirinya suatu industri yaitu:
a. Tersedianya bahan mentah
b. Tersedianya modal
c. Tersedianya sumber tenaga seperti tenaga dari minyak bumi,batu bara, air, dan sebagainya.
d. Adanya tenaga buruh (termasuk tenaga ahli) e. Tempat pemasaran bagi hasil industri
 f. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi
 g. Lokasi yang baik ( Sandy, 1985 : 158 ).

Industri di Indonesia dapat digolong-golongkan dalam beberapa macam kelompok. Untuk mengetahui apakah suatu industri itu masuk dalam kriteria tertentu, para ahli menggunakan kriteria yang berbeda-beda. Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu:

a. Industri rumah tangga, jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang
b. Industri kecil, jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang
c. Industri menengah, jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang
d. Industri besar, jumlah tenaga kerja lebih dari 99 orang ( BPS,1999:3 ).

Berdasarkan penyelenggaraannya,industri dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Industri besar, mempunyai ciri-ciri:
1) Modal yang digunakan besar, bisa berasal dari pemerintah, swasta nasional, patungan ataupun modal asing.
2) Menggunakan mesin-mesin modern dalam produksinya
3) Tenaga kerja yang digunakan merupakan tenaga kerja terdidik, yang termasuk didalam industri besar adalah industri syrup, industri tekstil, industri kertas, industri pengolahan kayu, industri otomotif, dan lain - lain.

b. Industri rakyat/industri kecil yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Produksinya banyak menggunakan tenaga
2) Menggunakan alat-alat dan teknik sederhana
 3) Tempat produksi dilakukan di rumah
4) Upah pekerjanya rendah

Yang termasuk di dalam industri rakyat/kecil ini adalah industri tenun, industri batik, industri anyaman, industri kerajinan kulit dan lain-lain. Perusahaan syrup sebagai salah satu bentuk aktivitas ekonomi luar pertanian penduduk pedesaan, merupakan perwujudan dari hubungan dinamis manusia dengan lingkungan di mana ia tinggal (Bintarto, 1984). Kegiatan industri syrup tidak timbul dengan sendirinya melainkan manusia yang mengembangkan melalui suatu proses untuk mengatasi masalah tenaga kerja dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Tujuan utama dari kebijaksanaan tenaga kerja secara rasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota masyarakat.

Dengan anggapan bahwa bekerja dapat menghasilkan sejumlah pendapatan,maka perluasan kesempatan kerja dapat meningkatkan pendapatan khususnya bagi rumah tangga berpenghasilan rendah (Rozani Nur Manaf,1981). Geografi ekonomi dalam kajiannya mempelajari fakta-fakta, mencari sebab akibat, menelusuri kecenderungan dan pola dari kegiatan ekonomis manusia serta menjelaskan aneka pengaruh yang mewarnai produksi. Industri merupakan kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi, atau pengolahan barang setengah jadi menjadi barang jadi yang lebih bermanfaat.

2.2 Globalisasi Ekonomi

Tidak ada definisi yang baku atau standar mengenai globalisasi, tetapi secara sederhana globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana semakin banyak negara yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dunia. Jadi, jika pada periode sejak perang dunia kedua berakhir hingga tahun 1970-an ekonomi dunia didominasi oleh ekonomi Amerika Serikat (AS), sekarang ini walaupun produk domestik bruto (PDB) AS masih besar yakni sekitar 45% dari PDB dunia, peran dari ekonomi Uni Eropa, Jepang dan negara- negara yang tergolong dalam newly industrialized countries (NICs), seperti Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura, dan Cina jauh lebih kuat sebagai motor penggerak perekonomian dunia. Semakin mengglobalnya suatu negara di dalam perekonomian dunia dapat dilihat dari misalnya peningkatan dari perdagangan internasionalnya (ekspor dan impor) yang tercerminkan antara lain pada peningkatan pangsa ekspornya di pasar global dan peningkatan rasio impor terhadap PDB-nya; semakin aktif terlibat dalam proses produksi yang melibatkan banyak negara (misalnya dalam membuat pesawat Boeing lebih dari 50 negara terlibat yang masing-masing membuat bagian-bagian tertentu dari pesawat tersebut, atau dalam membuat pesawat Airbus, sejumlah negara Eropa terlibat dalam proses pembuatannya), dan semakin besar arus investasi asing yang masuk ke negara tersebut atau semakin besarnya investasi dari negara tersebut ke negara-negara lain.

Jadi, proses globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam laju yang semakin pesat mengikuti kemajuan teknologi yang juga prosesnya semakin cepat. Perkembangan ini telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan dan juga mempertajam persaingan antarnegara, tidak hanya dalam perdagangan internasional tetapi juga dalam kegiatan investasi, finansial dan produksi.

Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin mengglobal menjadi “satu” proses yang melibatkan banyak negara. Dalam tingkat globalisasi yang optimal arus produk dan faktor-faktor produksi lintas negara atau regional akan selancar lintas kota di suatu negara atau desa di dalam suatu kecamatan. Pada tingkat ini, seorang pengusaha yang punya pabrik di Kalimantan Barat setiap saat bisa memindahkan usahanya ke Serawak atau Filipina tanpa ada halangan, baik halangan logistik maupun halangan birokrasi dari pihak pemerintah Malaysia atau Filipina maupun dari pemerintah Indonesia dalam urusan administrasi seperti izin dan sebagainya.

Sekarang ini tidak relevan lagi mencantumkan nama negara asal dari suatu produk; orang hanya tahu bahwa lampu itu adalah buatan Philips yang pabrik pembuatanya bukan di Belanda, tetapi misalnya di Tangerang. Banyak produk dari Disney bukan buatan AS melainkan dibuat di Cina dengan memakai tenaga kerja, bahan baku dan modal dari negara tersebut. Sekarang ini semakin banyak produk-produk yang komponennya di buat di lebih dari satu negara (seperti komputer, mobil, pesawat terbang, dll.), dan banyak perusahaan-perusahaan multinasional mempunyai kantor pusat bukan di negara asal melainkan di pusat-pusat keuangan di negara-negara lain seperti London dan New York.

Semakin menipisnya batas-batas kegiatan ekonomi secara nasional maupun regional disebabkan oleh banyak hal, diantaranya menurut Halwani (2002) adalah komunikasi dan transportasi yang semakin canggih dan murah, lalu lintas devisa yang semakin bebas, ekonomi negara yang semakin terbuka, penggunaan secara penuh keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif tiap-tiap negara, metode produksi dan perakitan dengan organisasi manajemen yang semakin efisien, dan semakin pesatnya perkembangan perusahaan multinasional di hampir seantero dunia. Selain itu, penyebab-penyebab lainnya adalah semakin banyaknya industri yang bersifat footloose akibat kemajuan teknologi (yang mengurangi pemakaian sumber daya alam), semakin tingginya pendapatan dunia rata-rata per kapita, semakin majunya tingkat pendidikan mayarakat dunia, ilmu pengetahuan dan teknologi di semua bidang, dan semakin banyaknya jumlah penduduk dunia.

Menurut Friedman (2002), globalisasi mempunyai tiga dimensi. Pertama, dimensi ide atau ideologi yaitu “kapitalisme”. Dalam pengertian ini termasuk seperangkat nilai yang menyertainya, yakni falsafah individualisme, demokrasi dan HAM. Kedua, dimensi ekonomi, yaitu pasar bebas yang artinya arus barang dan jasa antarnegara tidak dihalangi sedikitpun juga. Ketiga, dimensi teknologi, khususnya teknologi informasi yang akan membuka batas-batas negara sehingga negara makin tanpa batas.

2.3 Ruang Lingkup Globalisasi Ekonomi

Dalam ekonomi, secara garis besar fenomena globalisasi dapat dilihat dari pertumbuhan kegiatan ekonomi lintas negara dalam berbagai bentuk. Diantaranya, dua bentuk kegiatan ekonomi yang secara nyata semakin mengglobal, yakni arus perdagangan dan arus modal internasional. Oleh sebab itu, arus globalisasi dan arus perdagangan serta investasi dunia berlangsung bersamaan.

Arus Perdagangan Internasional Pangsa dari pengeluaran konsumsi domestik terhadap barang dan jasa yang diimpor dari negara-negara lain meningkat, dan bagian dari produksi barang dan jasa di dalam negeri yang diekspor meningkat. Peningkatan ini membuat volume perdagangan antarnegara di dunia meningkat, baik secara absolut maupun relatif, yakni rasio dari perdagangan internasional (ekspor dan impor) terhadap PDB dari masing-masing negara secara individu atau dunia. Data dari Bank Dunia tahun 2000 misalnya menunjukkan bahwa di dalam kelompok negara-negara kaya/maju, pangsa dari perdagangan internasional di dalam output total naik dari 27% ke 39% selama periode 1987-1998. Sedangkan di dalam kelompok negara-negara sedang berkembang, rasio perdagangan internasional terhadap PDB naik dari 10% ke 17% dalam periode yang sama (Bank Dunia, 2000).









BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dampak Globalisasi Ekonomi

Globalisasi di bidang perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan dimana seluruh dunia menjadi satu kesatuan pasar tanpa rintangan batas teritorial negara. Dalam hal ini keterkaitan antara ekonomi nasional dan perekonomian internasional hubungannya semakin erat.

Perkembangan ekonomi yang terjadi kali ini lebih mengarah ke arah pembentukan sebuah sistem dimana proses penyatuan aktifitas ekonomi lokal nasionla kedalam suatu sistem ekonomi global internasional.

Proses ini dimulai dari ditandatanginya kesepakatan internasional perdagangan pada bulan April 1947, yang dikenal dengan General Agreement on Tarrif and Trade disingkat dengan GATT. GATT ini merupakan suatu kumpulan aturan internasional yang mengatur perilaku perdagangan antar pemerintah. GATT juga merupakan forum negosiasi perdagangan anar pemerintah, serta merupakan pengadilan untuk menyelesaikan jika terjadi perselisihan dagang antar bangsa.

Kemudian pada tahun 1995 berdiri suatu organisasi pengawasan perdagangan dan control peradagangan dunia yang dikenal sebagai WTO (World Trade Organization) yang mengambil alih fungsi dan peran GAAT. Ditingkat regional pun bermunculan organisasi-organisasi serupa seperti The North American Free Trade Agreement (NAFTA) antara Amerika dengan Meksiko, juga the Asia Pasific Economi Conference (APEC), antara negara negara dikawasan Asia Pasifik.

Di bidang ekonomi globalisasi mempunyai beberapa dampak positif, diantaranya adalah sebagai berikut :

1.        Meningkatnya produksi global
2.        Terbukanya peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif sehingga meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
3.        Membuka peluang masuknya produk produk global ke dalam pasar domestik
4.        Perusahaan besar akan berproduksi di berbagai negara agar biaya produksi menjadi lebih rendah sehingga semua negara dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang baik
5.        Perusahaan global memiliki kesempatan yang besar untuk menerima pinjaman atau melakukan investasi di semua negara sehingga menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
6.        Penggunaan tenaga kerja asing (human movement) yang semakin bebas sehinga dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat suatu bangsa.
7.        Kesempatan kerja menjadi semakin luas, sehingga pengangguran berkurang
8.        Masyarakat dunia dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi karena kemajuan teknologi yang sangat pesat, termasuk informasi dan berita ekonomi/bisnis di seluruh dunia.
9.        Adanya penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif dalam bidang perdagangan.
10.    Meningkatnya wisatawan yang dapat membuka lapangan pekerjaan dan sebagai ajang promosi produk indonesia
11.    Terbukanya pasar bebas yang membuat semakin mudahnya mengimpor dan mengekspor barang
12.    Bisa memperoleh barang barang yang kita butuhkan dari luar negeri
13.    Banyak pusat pusat perbelanjaan yang modern yang dimiliki oleh pihak asing

Di bidang ekonomi globalisasi juga memiliki dampak negatif, berikut ini adalah dampak negatif globalisasi di bidang ekonomi :

1.        Menghambat pertumbuhan sektor industri, hal ini disebabkan oleh perdagangan luar negeri yang lebih bebas menghambat negara berkembang untuk memajukan sektor industri yang lebih cepat. Selain itu ketergantungan kepada industri-indusstri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
2.        Memperburuk neraca pembayaran
3.        Salah satu pengaruh globalisasi adalah meningkatkan barang-barang impor sehingga negara yang tidak mampu bersaing tidak dapat mengembangkan ekspornya yang berakibat buruk pada neraca pembayaran
4.        Sektor keuangan menjadi kurang stabil, hal ini disebabkan oleh banyaknya dana yang mengalir ke luar negeri yang menyebabkan ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi negara.
5.        Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi negara
6.        Menyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomi akibat dari kekalahan berkompetisi dalam bidang teknologi
7.        Negara yang kuat akan bersetongkol untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya
8.        Kecenderungan berlakunya kapitalisme di Indonesia dimana perekonomian dikuasai oleh mereka yang memiliki modal yang besar, sehingga membuat yang lemah (tidak mempunyai modal) akan terpinggirkan
9.        Berkurangnya sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi
10.    Produk lokal dapat kalah bersaing dengan produk produk impor, sehingga dapat membuat pengusaha gulung tikar
11.    Masyarakat banyak yang beralih ke produk bermerk internasional (impor)
12.    Bila banyak tenaga asing yang masuk ke dunia kerja di Indonesia, maka lapangan pekerjaan akan semakin sempit. Pengangguran akan bertambah.

3.2 Geografi Ekonomi Industri dalam Globalisasi Ekonomi

Geografi ekonomi dalam kajiannya mempelajari fakta-fakta, mencari sebab akibat, menelusuri kecenderungan dan pola dari kegiatan ekonomis manusia serta menjelaskan aneka pengaruh yang mewarnai produksi. Industri merupakan kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi, atau pengolahan barang setengah jadi menjadi barang jadi yang lebih bermanfaat. Bila menelaah dampak buruknya globalisasi ekonomi, masih banyak yang harus dibenahi sehingga tidak terjadi kesenjangan antara kerugian dan keuntungannya, terutama pada negara – negara yang belum mampu bersaing di pasar global.

A.  Ketenaga Kerjaan

Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia antara 15 – 54 tahun, yaitu mereka yang diperkirakan masih memiliki kemampuan melakukan kegiatan ekonomi (Amien, 1986:31). Tenaga kerja adalah setiap orang laki/ wanita yang sedang dalam dan / atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi keutuhan masyarakat ( UU Ketenagakerjaan No. 25 Tahun 1997).


Menurut Sunarto ( 1989: 4 ) batasan mengenai tenaga kerja meliputi penduduk yang berumur 14 tahun kecuali :
1.        Anak-anak berusia dibawah 14 tahun.
2.        Mereka yang berusia tinggi ( usia lanjut ), cacat jasmani dan rokhani sehingga tidak mampu untuk melakukan pekerjaan.
3.        Mereka yang berusia 14 tahun tetapi masih sekolah untuk waktu penuh.
4.        Mereka yang karena suatu hal tidak diperkenankan melakukan pekerjaan seperti pidana dan tahanan politik.

Menurut UU No.14 tahun 1969 pasal 1 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja adalah tiap-tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan (di dalam atau di luar) hubungan kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Sunarto,1989:3-4 ). Dalam UU tersebut juga dijelaskan tentang pengertian buruh, yaitu para pekerja yang bekerja pada perusahaan serta harus tunduk pada perintah dan peraturan yang diadakan oleh perusahaan atau majikan yang bertanggung jawab atas lingkungan perusahaannya,dimana tenaga kerja itu akan memperoleh upah dan jaminan hidup lainnya yang wajar (Sunindhia,1987:15-16).

Untuk mendapatkan tenaga kerja yang terbaik dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu:
1.   Cara formal atau resmi, dapat dilakukan melalui bantuan kantor penempatan tenaga kerja yang ada di daerah-daerah lembaga pendidikan atau bursa kerja.
2.   Cara non formal/tidak resmi, dapat dilakukan melalui perantara pegawai yang sudah ada, rekan-rekan atau melalui iklan (Singgih,1990:40 ).
Tenaga kerja merupakan tenaga penggerak dalam proses kegiatan produksi, karena tanpa keberadaannya maka proses produksi tidak akan berlangsung. Faktor tenaga kerja ini menyangkut dua segi, yaitu kuantitatif (banyaknya tenaga kerja) dan kualitatif (ketrampilan yang dimiliki). (Daldjoeni,1992:59).
Demikian, tenaga kerja merupakan aspek yang sangat vital dalam menentukan perekonomian suatu negara. Dalam prakteknya, negara maju berlomba-lomba menciptakan tenaga kerja yang berkualitas, sementara itu tenaga kerja yang berada di negara berkembang atau terbelakang akan tersisihkan sebagaimana dampak globalisasi ekonomi. Tenaga kerja lokal yang belum ditempa secara jalur akademis akan didepak dari persaingan ekonomi global yang kian pesat. Hanya ada beberapa cara untuk mengatasi itu, salah satunya yang paling penting adalah memajukan sektor pendidikan di negara bersangkutan.


A.  Ekspor dan Impor

Menurut Amir MS (200 :111) pengertian ekspor  adalah  perdagangan dengan mengeluarkan barang dari dalam ke luar  pabean  indonesia dengan memenuhi ketentuan-ketentuan berlaku. Menurut  Handani (2003;19) secara garis besar, pengertian ekspor adalah kegiatan  mengeluarkan barang dari daerah pabean indonesia  ke luar negeri.
Ekspor adalah  proses transportasi barang atau komoditas dari suatu  negara ke negara lain secara legal,  umumnya dalam proses perdagangan.  Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan  barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain.

Ekspor produk yang berkualitas internasional akan menguntungkan negara bersangkutan baik dari peningkatan reputasi brand dan devisa, tidak demikian dengan negara yang masih belum mampu menghadapi persaingan pasar global, mereka dengan sendirinya akan tersingkir dan mau tidak mau harus menjadi konsumen dari apa yang dihasilkan negara eksportir. Negara harus mampu meningkatkan kualitas produk dalam negeri sehingga bisa diterima secara global, bukan hanya lokal. Menciptakan trend juga bisa menjadi opsi di jaman sekarang untuk meningkatkan popularitas suatu produk juga brand negara sehingga banyak orang mulai tertarik memakai, menggunakan atau memakan produk ekspor negara bersangkutan. Industri di jaman sekarang menuntut suau negara agar berpikir “Think outside of the box” agar bisa terhindar dari zona degradasi globalisasi ekonomi.

 Kegiatan perdagangan lain yang terpenting selain ekspor adalah impor. Impor  adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan impor tersebut disebut dengan Importir. Sama seperti ekspor, negara yang tidak mampu bersaing dalam globalisasi ekonomi akan menjadi negara tujuan ekspor oleh negara lain, sementara itu negara bersangkutan di sebut importir. Namun tidak seperti negara maju yang mengimpor bahan mentah untuk diolah kemudian dijual lagi dengan harga yang jauh lebih tinggi. Negara yang masih belum mampu bersaing, mengimpor umumnya bukan dengan tujuan untuk pengolahan, mereka bahkan hanya berharap pada hasil produk negara lain, karena belum mampu memproduksi barang serupa di negaranya, sehingga seringkali negara-negara semacam ini jadi sasaran empuk bagi para pelaku bisnis global untuk memasarkan produknya.


B.   Kapitalisme

Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang menginginkan kendali ekonomi berada di tangan masing-masing rumah tangga dan berbagai bisnis pribadi (World Book Encyclopedia). Kapitalisme secara etimologis merujuk pada kata “capital” atau “capitale” yang akar katanya berasal dari bahasa Latin caput berarti “kepala”. Menurut Bottomore, kapitalisme adalah sebuah istilah yang mengacu pada sebuah cara produksi di mana modal (kapital) dan bermacam bentuknya merupakan alat utama dalam produksi. Pendapat lainnya tentang kapitalisme datang dari Max Weber, yang menganggap bahwa kapitalisme sebagai suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan pada suatu pasar dan dipacu untuk menghasilkan laba dengan adanya pertukaran pasar.

Kekuatan pada globalisasi ekonomi salah satunya pada sistem kapitalisme. Konglomerat yang mempunyai modal besar akan memonopoli pasar, sehingga yang lemah dengan sendirinya akan tersisih. Kebebasan ekonomi yang terjadi sekarang (yang terbaru di Asia Tenggara adalah MEA/Masyarakat Ekonomi Asean) tanpa adanya persiapan hanya akan melahirkan kapitalis-kapitalis baru. Indonesia yang merupakan pasar strategis akan dihuni oleh orang-orang pebisnis asing yang bermodal besar, sehingga pebisnis lokal mau tidak mau harus berpikir sekreatif mungkin untuk menarik minat konsumen. Harus ada peraturan yang jelas mengenai nasib pebisnis lokal ini, yang kebanyakan masih bergelut di usaha kecil dan menengah (UKM).










BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Nursid (1988:54 ) mendefinisikan geografi ekonomi sebagai cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas keruangan ekonomi sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangan-komunikasi-transportasi dan lain sebagainya. Sedangkan H. Robinson (1979) mengartikan geografi ekonomi sebagai ilmu  yang membahas mengenai cara-cara manusia dalam kelangsungan hidupnya berkaitan dengan aspek keruangan, dalam hal ini berhubungan dengan eksplorasi sumber daya alam dari bumi oleh manusia, produksi dari komoditi (bahan mentah, bahan pangan, barang pabrik) kemudian usaha transportasi, distribusi, konsumsi (Suharyono, 1994 : 34).

Industri dalam arti luas adalah seluruh kegiatan manusia yang produktif, jadi di sini industri meliputi juga industri pertanian, industri peternakan, pertambangan, dsb. Sedangkan dalam arti sempit industri dapat diartikan dengan bagian dari proses produksi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi.

Globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana semakin banyak negara yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dunia. Jadi, jika pada periode sejak perang dunia kedua berakhir hingga tahun 1970-an ekonomi dunia didominasi oleh ekonomi Amerika Serikat (AS), sekarang ini walaupun produk domestik bruto (PDB) AS masih besar yakni sekitar 45% dari PDB dunia, peran dari ekonomi Uni Eropa, Jepang dan negara- negara yang tergolong dalam newly industrialized countries (NICs), seperti Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura, dan Cina jauh lebih kuat sebagai motor penggerak perekonomian dunia

Di bidang ekonomi globalisasi mempunyai beberapa dampak positif, diantaranya adalah sebagai berikut :

1.      Meningkatnya produksi global
2.      Terbukanya peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif sehingga meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
  1. Membuka peluang masuknya produk produk global ke dalam pasar domestik
  2. Perusahaan besar akan berproduksi di berbagai negara agar biaya produksi menjadi lebih rendah sehingga semua negara dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang baik
  3. Perusahaan global memiliki kesempatan yang besar untuk menerima pinjaman atau melakukan investasi di semua negara sehingga menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
  4. Penggunaan tenaga kerja asing (human movement) yang semakin bebas sehinga dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat suatu bangsa.
  5. Kesempatan kerja menjadi semakin luas, sehingga pengangguran berkurang
  6. Masyarakat dunia dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi karena kemajuan teknologi yang sangat pesat, termasuk informasi dan berita ekonomi/bisnis di seluruh dunia.
  7. Adanya penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif dalam bidang perdagangan.
  8. Meningkatnya wisatawan yang dapat membuka lapangan pekerjaan dan sebagai ajang promosi produk indonesia
  9. Terbukanya pasar bebas yang membuat semakin mudahnya mengimpor dan mengekspor barang
  10. Bisa memperoleh barang barang yang kita butuhkan dari luar negeri
  11. Banyak pusat pusat perbelanjaan yang modern yang dimiliki oleh pihak asing

Di bidang ekonomi globalisasi juga memiliki dampak negatif, berikut ini adalah dampak negatif globalisasi di bidang ekonomi :

1.      Menghambat pertumbuhan sektor industri, hal ini disebabkan oleh perdagangan luar negeri yang lebih bebas menghambat negara berkembang untuk memajukan sektor industri yang lebih cepat. Selain itu ketergantungan kepada industri-indusstri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
2.      Memperburuk neraca pembayaran
  1. Salah satu pengaruh globalisasi adalah meningkatkan barang-barang impor sehingga negara yang tidak mampu bersaing tidak dapat mengembangkan ekspornya yang berakibat buruk pada neraca pembayaran
  2. Sektor keuangan menjadi kurang stabil, hal ini disebabkan oleh banyaknya dana yang mengalir ke luar negeri yang menyebabkan ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi negara.
  3. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi negara
  4. Menyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomi akibat dari kekalahan berkompetisi dalam bidang teknologi
  5. Negara yang kuat akan bersetongkol untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya
  6. Kecenderungan berlakunya kapitalisme di Indonesia dimana perekonomian dikuasai oleh mereka yang memiliki modal yang besar, sehingga membuat yang lemah (tidak mempunyai modal) akan terpinggirkan
  7. Berkurangnya sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi
  8. Produk lokal dapat kalah bersaing dengan produk produk impor, sehingga dapat membuat pengusaha gulung tikar
  9. Masyarakat banyak yang beralih ke produk bermerk internasional (impor)
  10. Bila banyak tenaga asing yang masuk ke dunia kerja di Indonesia, maka lapangan pekerjaan akan semakin sempit. Pengangguran akan bertambah.

Geografi Ekonomi dan Industri berperan dalam pengkajian masalah atau isu-isu tersebut, sehingga dapat ditarik kesimpulan sebab dan akibatnya. Dari situlah dapat diketahui bagaimana tindakan selanjutnya untuk mengantisipasi dampak negatif yang dihasilkan oleh ledakan besar globalisasi ekonomi.



4.2 Saran
Ada banyak persiapan yang sejatinya perlu dilakukan untuk menghadapi ledakan besar globalisasi ekonomi, namun yang terpenting dari kesekian banyak itu adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, karena dari sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi itu tercipta produk-produk lokal yang mampu menembus kancah mancanegara. Tentu saja negara harus mempersiapkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai juga faktor-faktor lain yang mendukung terwujudnya SDM yang mumpuni. Dari SDM yang mumpuni itulah nanti yang berguna untuk memainkan permainan ekonomi dunia, terkhusus untuk negaranya sendiri.






DAFTAR PUSTAKA
Jurnal :
Arfani, Riza Noer . 2004. “Globalisasi Karakteristik & Implikasinya” Ekonomi Politik Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004

Zaroni, Akhmad Nur. 2015. “Globalisasi Ekonomi dan Implikasinya Bagi Negara-Negara Berkembang : Telaah Pendekatan Ekonomi Islam” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol. 01, No. 01, Desember 2015

Buku:

Khor, Martin. 2002. “Globalisasi Perangkap Negara-Negara Selatan”, Seri Kajian Global, Yogyakarta: Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas.
T. Gilarso. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi, Bagian Makro, Yogyakarta : Kanisius.
Wahid, Hasyim, dkk. 1999. Telikungan Kapitalisme Global dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia, Yogyakarta LKiS.